§»_Nasihat_Dari_Kubur_«§

|0 komentar
# »aku adalah tempat yang paling GELAP, maka TERANGILAH aku dengan SHALAT FARDHU dan SHALAT TAHAJJUD «
# »aku adalah tempat yang paling SEMPIT, maka LUASKANLAH aku dengan SILATURAHMI «
# »aku adalah tempat yang paling SEPI, maka RAMAIKANLAH aku dengan membaca AL-QURAN «
# »aku adalah tempat BINATANG-BINATANG mengerikan, maka RACUNILAH dengan INFAQ dan SEDEKAH «
# »aku adalah tempat MUNGKAR dan NAKIR bertanya, maka SIAPKANLAH JAWABANMU dengan banyak membaca LAA ILAA HA ILLALLAH MUHAMMADARASULULLAH «

§*Sebuah_Surat_Untuk_Malaikat_Maut*§

|2 komentar
Semesta bertasbih..
Diratapnya orng bersedih..
Tapi ku tak peduli terhadap siapa yg kau bawa pergi..
Bagai awan mendung yg menggantung..
Laksana petir yg menyambar..
Kau semburkan getir yg melahar..
Ooohh..
Sungguh tak ada yg dpt berlari..
Tak satupun sanggup memungkiri..
Bahwa setiap yg bernafas pasti akan MATI..
Aduhai..betapa luasnya kuasamu ini..
Kau pisahkan sang ayah dari anak dan istri..
Kau renggut sang kekasih dari yg mengasihi..
Kau putuskan lezatnya meniti hari..
Bagai daun kering yg berguguran..
Kau pekatkan aura kematian..
Seperti buah kelapa yg berjatuhan..
Tua, muda semua kau beri perpisahan..
Tp jang khawatir..Itu katamu
Perpisahan ini bukanlah elegi..namum sebuah gerbang pembuka hari..dalam perjalanan suci menuju Ilahi..
Namun bagi mereka yg lalai..lanjutmu... akan menunggu adzab yg pasti dimana hari hari bukanlah mimpi tak bertepi..melainkan gelap malam yg terus merajam diri..
Dan akupun bertanya..wahai izrail dlm rupa apa kau kan datang memanggilku..?
Dalam keadaan bagaimana nyawaku kau cungkil..?
Dan dgn sayap mana rohku ini kau ambil.?
Hingga nanti..wahai makhluk yg di takuti..
Kau akn berdiri dihadapanku sendiri..
Mencuri cahaya mata dr tubuh tak abadi..
Terbangkan jiwaku melintasi mentari.
Dan ketika kepak sayapmu hujani mata kami..
Oh adakah aku tergolong "Beruntung" atau "Merugi"

J E M P U T A N I T U B E R N A M A K E M A T I A N

|0 komentar
Ada satu kepastian diantara ketidak pastian dalam kehidupan kita sebagai manusia dan tentunya sebagai makluk ciptaan ALLAH SWT.

Dimana secara sadar ataupun tidak sadar, manusia sesungguhnya sekarang ini sedang menuju kepadanya.

Tidak peduli apakah ia siap atau tidak, sudah tua atau masih muda, cepat atau lambat.

Bagi sebagian manusia, ini hanyalah proses alamiah dalam sebuah kehidupan dan menjadi akhir peristirahatan dari segala kegalauan.

Dan baik sebagian lainya ini adalah awal dari sebuah kehidupan.



ITULAH KEMATIAN….



Apakah yang paling dekat dengan kita.?

“ K E M A T I A N ”

Dan itulah yang paling dekat dengan kita karena ia bisa terjadi kapan saja dan dimana saja…

Ya…!!! Sungguh kehidupan kita di dunia ini adalah bagaikan sedang berada di sesbuah ruang tunggu, tempat dimana kita menanti dan menunggu datangnya jemputan yang akan membawa kita kembali pulang. Tidak ada seorangpun diantara kita, baik itu aku, bunda, abi, kakak, adik dan semua yang mengetahui jadwal kedatangan jemputan itu. Dan juga tak seorangpun dari kita yang mengetahui kendaraan seperti apa yang akan membawa kita nanti ke hadapan Illahi Robbi…? Wallahu Alam

Apakah sebuah mobil kecil yang bernama pembaringan yang akan membawa kita nanti seorang diri..??? ataukah sebuah bus besar bernama “BENCANA” yang bagaikan mengantar rombongan pergi tamasya..??? Wallahu Alam…Hanya ALLAH ..Yang Maha Mengetahui…

Sungguh tak seorangpun mengetahui kapan dan bagaimana jemputan itu akan datang. Kecuali sebagian orang yang karena kesholehannya dapat menangkap tanda – tanda atau sinyal pertanda datangnya sang jemputan itu….SubhanAllah..

Sebagian dari kita termasuk aku sekarang ini sedang berada di dalam ruang tunggu ini.

Barangkali ada yang asyik curhat dengan sahabat dan temannya, mungkin ada yang sedang asyik mengisi TTS atau bermain game di HP dan mungkin sebagian banyak sedang duduk manis depan laptop atau layar komputernya, coba tebak sedang apa.? Sedang OL lah..sama kayak aku sekarang ini…sehingga tanpa aku dan kita sadari ternyata jemputan itu sudah ada di depan kita dan siap membawa pergi….sementara curhatan sama temen belum selesai, masih menggantung…TTS pun masih banyak yang kolomnya belum disi…Game di HP baru level – level bawah, belum selesai juga..yang lagi OL pun, masih tanggung buat bikin status baru atau komentar sana – sini,. Tidak ada kesempatan sedikitpun diberikan oleh sang sopir jemputan yang memiliki nama MALAIKAT IZRAIL itu, untuk kita biss menyelesaikan segala urusan di dunia ini yang belum selesai. Jemputan harus segera berangkat karena jadawlnya sudak tidak dapat dirubah dan diganggu gugat lagi…sementara bekal untuk di perjalanan pun masih jauh dari kata memadai, uang saku yang implementasi sedekah kita ketika di dunia ternyata Cuma sedikit saja..Makanan dan minuman yang bernama ibadah pun banyak yang tidak terbawa…padahal kita oleh sang pemilik jemputan sudah diberi waktu yang sangat cukup sekali untuk mempersiapkannya selama di ruang tunggu itu…tapi itulah ruang tunggu yang bernama dunia ini, ternyata telah membuat kita lupa bahwa kita akan pulang kealam baka rumah kita yang sesungguhnya yang kekal abadi…tapi tak kurang juga sebagian besar lagi dari kita, dan pastinya tetep masih di dalam ruang tunggu ini, yang selalu waspada dan selalu siap di pintu menanti datangnya sang jemputan, kapan pun dan dimana pun..” Bagaikan seorang jejaka yang berjanji kepada seorang dara pujaan hatinya untuk dating dan berkunjung, pulang ke kampong halaman dimana sang dara selalu setia menantinya, karenanya disiapkannyalah segala yang terbaek yang ia punya. Dan pakainya pakaian yang indah di badannya, disemprotkannya wewangian yang paling wangi yang kekasihnya suka dan dibawakannya buah tangan untuk membahagiankan pujaannya.”

Seperti itulah gambaran orang – orang sholeh yang memulia diantara kita, yang berada di dalam ruang tunggu ini, mempersiapkan perjalanan sebaik dan sesempurna mungkin. Bagai kekasih yang rindu kepada pujaan hatinya…lalu adakah kita diantaranya…??? Semoga …Wallahu Alam

“ Dan sekali – kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan – kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri) dan Allah Maha Mengetahui siapa orang – orang yang aniaya” ( Q.S Al Baqarah : 95 )

Suatu Ketika Nabi Ya’qub memohon pada malaikat maut tentang satu hal, “ Aku mohon agar berkenan memberitahu kalau ajalku sudah dekat”

“baiklah, jika ajalmu dekat, aku akan mengutus dua atau tiga utusan.”jawab malaikat maut

Setelah beberapa waktu, malaikat maut mendatanginya, Nabi Ya’qub kaget dan terperanjat,.

Dengan nada gugup Nabi Ya’qub berkata;” Engkau datang hanya untuk mengunjungiku atau engkau akan menjabut ruhku.?”

Malaikat menjawab, “ Aku datang kali ini untuk mengunjungimu sekaligus untuk mencabut ruhmu.”

Nabi Ya’qub pun Protes, “ Bukankah kau telah berjanji, ketika ajalku dekat kau telah berjanji, ketika ajalku dekat kau akan mengutus dua atau tiga utusan..? tanya Ya’qub..

“apakah kau sadar, aku telah mengutus padamu tiga perkara, dan engkau merasakan dan melihat dengan mata kepalamu sendiri akan perubahan yang terjadi pada dirimu.?

Bukankah rambutmu sebelumnya berwarna hitam, kemudian setelah itu menjadi berubah.?

Bukankah sebelumnya badanmu kuat dan kokoh hingga akhirnya sekarang menjadi lemah dan loyo.?

Bukankah sebelumnya tulang tubuhmu lurus, kemudian berubah bungkuk.? Jawab malaikat

Nabi Ya’qub lalu menyadari hal itu..

Malaikat maut kembali bertutur “ ketahuilah , mereka adalah utusanku pada setiap anak Adam sebelum ajal menjempu.”

“ dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi diatas semua hamba_NYAdan diutus_NYA kepadamu malaikat – malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat – malaikat Kami, dan malaikat – malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” ( Q. S Al. An’am : 61)

Rosulullah s.a.w bersabda : “ Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “apakah cara untuk menjadikan hati – hati ini bersih kembali.? “

Rosulullah s.a.w bersabda : “Selalulah ingat mati dan membaca Al Qur’an “ Wallahu Alam

Barokallahu Fikum…

CEPAT ATAU LAMBAT MANUSIA PASTI MATI

|1 komentar
Sesungguhnya setiap manusia akan mengalami kesudahan. Betapa pun lezatnya dia merasakan kenikmatan hidup di dunia, betapa pun panjang umurnya, betapa pun dia memuaskan syahwat dan meneguk kenikmatan dunia, dirinya tetap akan mengalami kesudahan. Kematian! Itulah kesudahan tersebut. Sesuatu yang tidak dapat dihindari. Allah ta’ala berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

Seorang penyair berkata,

كل ابن أنثى وإن طالت سلامته

يوما على آلة حدباء محمول

Setiap manusia, betapa pun panjang umurnya
Kelak di suatu hari, dirinya akan terusung di atas keranda
Pada hari tersebut seluruh makhluk kembali menghadap kepada Allah jalla wa ‘ala agar seluruh amalan mereka dihisab. Allah ta’ala berfirman,

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 281)

Hari yang sering terlupakan, hari yang paling akhir, hari di mana kerongkongan tersekat. Tiada hari setelahnya dan tidak ada yang semisal dengannya. Itulah hari yang dahsyat dan telah Allah tetapkan bagi seluruh makhluk-Nya, baik yang muda maupun yang tua, yang terpandang maupun yang hina. Itulah hari kiamat, pertemuan yang telah dijanjikan.

Namun sebelum itu, ada waktu di mana setiap manusia berpindah dari kampung yang penuh tipu daya menuju kampung abadi sesuai dengan amalannya. Pada waktu itu, manusia akan melayangkan pandangannya yang terakhir kali kepada anak dan kerabatnya, dirinya akan memandang dunia ini untuk kali yang terakhir. Di saat itulah, tanda-tanda sekarat akan nampak di wajahnya. Muncul rasa sakit dan tarikan nafas yang teramat dalam dari lubuk hatinya.

Di waktu itu, manusia akan mengetahui betapa hinanya dunia ini. Di waktu itu, dirinya akan menyesali setiap waktu yang telah disia-siakannya. Dirinya akan memanggil, “Wahai Rabb-ku!”,

رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ

“Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100)

Di waktu itulah, kebinasaan dan kematian akan menjemputnya. Malaikat maut akan menghampirinya seraya memanggil dirinya. Duhai! Apakah yang akan dia serukan? Seruan menuju surga ataukah seruan menuju neraka?!!

Ketahuilah, sesungguhnya pengasingan yang hakiki adalah pengasingan dalam lahad tatkala diri diliputi kain kafan. Tidakkah anda membayangkan bagaimana anda diletakkan di atas dipan, tiba-tiba tangan para handai taulan mengguncang tubuh anda (agar anda tersadar). Sekarat semakin keras anda alami dan kematian menarik ruh anda di setiap urat. Kemudian ruh tersebut kembali menuju kepada Pencipta-nya. Alangkah dahsyatnya kejadian itu!

Para keluarga pun datang dan menyalati anda, kemudian menurunkan jasad anda ke dalam kubur. Sendirian, tanpa seorang pun yang menemani. Ibu dan bapak tidak lagi menemani, saudara pun tidak ada yang akan menenangkan.

Di sanalah seorang akan merasakan keterasingan dan ketakutan yang teramat sangat. Dalam sekejap, hamba akan berpindah dari kampung yang hina menuju negeri yang dipenuhi kenikmatan jika dirinya termasuk seorang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal yang shalih. Atau sebaliknya, dia akan menuju negeri kesengsaraan dan dipenuhi azab yang pedih, bila dirinya termasuk seorang yang buruk amalnya dan senang mendurhakai Sang Pencipta jalla wa ‘ala.

Sisi kehidupan dunia yang menipu telah dilipat, dan nampaklah di hadapan hamba ketakutan di hari kebangkitan. Hiburan dan kesenangan berlalu, dan yang tersisa hanyalah kelelahan (di hari berbangkit). Dalam sekejap, lembaran hidup seorang tertutup, entah lembaran hidupnya diwarnai dengan kebaikan atau sebaliknya diwarnai dengan keburukan. Timbul dalam hati, penyesalan terhadap hari-hari yang telah dilalui dalam keadaan lalai dari mengingat Allah dan hari akhir.

Demikianlah, dunia dan seisinya berlalu dan berakhir sedemikian cepatnya. Dan sekarang dirinya menghadapi tanda-tanda kesengsaraan di depan matanya. Ruhnya kembali kepada penciptanya dan berpindah menuju kampung akhirat dengan berbagai keadaannya yang begitu menakutkan. Dalam sekejap, dirinya kembali menjadi sesuatu yang tidak dapat disebut. Dalam sekejap, seorang singgah di awal persinggahan akhirat dan menghadapi kehidupan yang baru. Entah itu kehidupan yang bahagia, atau kehidupan yang mengenaskan. Wal ‘iyadzu billah.

Terdapat kubur yang penghuninya saling berdekatan dan berbeda-beda tingkat keshalihannya, itulah kubur yang didiami oleh penghuni yang senantiasa merasakan kenikmatan dan kesenangan.

Ada pula kubur yang terletak di lapis terbawah dan dipenuhi siksaan yang teramat pedih. Penghuninya berteriak, namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Dirinya meminta agar dikasihani, namun tidak seorang pun yang mampu memenuhi permintaannya.

Kemudian, dirinya akan menemui hari yang telah dijanjikan. Suatu hari, ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit dan seluruh makhluk di Padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Suatu hari, yang pada hari itu seorang tidak mampu menolong orang yang dikasihinya sedikit pun.

Tatkala malaikat penyeru memanggil, keluarlah seluruh mayit dari kubur menuju Rabb-nya dalam keadaan bertelanjang kaki, tak berbaju dan tidak berkhitan. Mereka tidak lagi memiliki pertalian nasab, juga kemuliaan, tidak pula kedudukan dan harta.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ . فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ . تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ

“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keberuntungan. Barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.” (QS. Al Mukminuun: 101-104).

Pada hari itu, Allah mengumpulkan seluruh umat, baik yang terdahulu maupun yang datang kemudian. Di hari itu, kecemasan dan kesabaran tercerai berai. Pada hari itu, berbagai catatan amal disebar dan dipancanglah berbagai timbangan amal. Di hari itu, seorang akan lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, juga dari istri dan anaknya. Hari di mana seorang pelaku maksiat (kafir) menginginkan, jika sekiranya dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya serta kaum kerabat yang telah melindunginya di dunia.